Jumat, 15 Maret 2013
Lagi-lagi Kejatisu SP3 dugaan korupsi di RS Pirngadi
Berulang-ulang kali Penyidik Kejaksaan Tinggi melakukan Sp3 dimulai dari korupsi mantan walikota Medan H.Abdillah AKMBA,Teruna sinulinga Ketua Koperasi Nuansa Baru atas areal Kebun Limau Mungkur serta korupsi walikota medan H. Rahudman Harahapdan akhirnya menghentikan dugaan korupsi pada pengadaan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIR) Pirngadi Medan dengan menerbitkan SP3 (Surat Penghentian Penyidikan Korupsi) sesuai surat nomor Print- 2/N.2/Fd.1/02/2013 tertanggal 22 Februari 2013.
Kajati Sumut, Noor Rachmad membenarkan hal itu. "Tidak ditemukan dugaan korupsinya. Sudah dihentikan. Lho, sudah SP3. Setelah diekspose, ternyata tidak ada benang merah antara hasil uji teknis dari pihak IT USU dengan temuan BPKP Sumut. Apalagi tidak bisa dibuktikan bahwa ada kerugian negara dalam perkara itu. Memang ada temuan dari BPKP, tetapi tidak bisa menunjukkan dengan jelas perkara korupsi. Jadi tidak nyambung," ujarnya.
Senin, 25 Februari 2013
AKBP MP Nainggolan Perwira Humas Polda Sumut Pukul Wartawan
Tindakan oknum polisi
melakukan tindak kekerasan kepada wartawan. Seperti yang dilakukan oleh AKBP MP
Nainggolan salah seorag perwira Polda Sumut yang menjabat sebagai Kasubdid
Pengolaan Data Dan Informasi (PID) Polda Sumut. Perwira yang sehari-hari sering
dikonfirmasi wartawan yang ngepos di Polda Sumut ini siang tadi dikabarkan
melakukan pemukulan terhadap Achmad Romeo wartawan koran harian Metro 24
Jam yang meliput di Polda Sumut.
wartawan tersebut ketika
mengkonfirmasi kasus dana kas Lantas Padang Sidempuan yang raib sebesar Rp1,7
miliar, AKBP MP Nainggolan terlihat emosi dan kelang kemudian malakukan
pemukulan kepada Ahmad Romeo.
Ahmad Remeo, saat dikonfirmasi AKBP
MP Nainggolan terlihat marah- marah, mengancam dan kemudian melakukan pemukulan
kepada dirinya.
"Pertanyaanmu itu menjengkelkan,ku tempeleng juga kau nanti. Yang dibawa lari itu uang orang tapi dia gak mengadu,apa urusanmu?, Kasusnya pun sudah lama, kau lama-lama menjengkelkan juga,kupukul kau nanti , " ujar Achmad menirukan ucapan AKBP MP Nainggolan. Dan selang berapa saat kata Achmad Romeo, mantan Kapolres Nias ini langsung memukul dirinya ini sambil mengusir keluar ruangannya.
"Pertanyaanmu itu menjengkelkan,ku tempeleng juga kau nanti. Yang dibawa lari itu uang orang tapi dia gak mengadu,apa urusanmu?, Kasusnya pun sudah lama, kau lama-lama menjengkelkan juga,kupukul kau nanti , " ujar Achmad menirukan ucapan AKBP MP Nainggolan. Dan selang berapa saat kata Achmad Romeo, mantan Kapolres Nias ini langsung memukul dirinya ini sambil mengusir keluar ruangannya.
Lanjut Achmad Romeo terkait kejadian
yang menimpanya, pihaknya bersama pihak didampingi pimpinannya akan membuat
oengaduan ke Reskrim dan Propam Polda Sumut besok. " Saya didampingi
pihak perusahaan besok rencana mengadu ke Polda," ujar Achmad Romeo.
Poldasu Giring ke Pidana Kasus Pelepasan Lahan PLTA Asahan
Kasus dugaan korupsi anggaran pelepasan lahan yang digunakan
sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Asahan III di Dusun Batumamak,
Desa Meranti Utara, Kec. Pintu Pohan Meranti, Kab. Toba Samosir (Tobasa), kian
meruncing. usai dilakukan pemeriksaan terhadap dua orang petani yang
mengaku sebagai pemilik lahan dibangunya proyel PLTA tersebut, semakin
mengarahkan kasus ini memasuki ranah pidana.
"Hasil pemeriksaan terhadap kedua orang tersebut, semakin menguatkan kasus ini ke pidana" demikian ujar Dir. Reskrimsus Poldasu, Kombes. Pol. Sadono Budi Nugroho
"Hasil pemeriksaan terhadap kedua orang tersebut, semakin menguatkan kasus ini ke pidana" demikian ujar Dir. Reskrimsus Poldasu, Kombes. Pol. Sadono Budi Nugroho
Ditanya, apakah hal tersebut sebagai pertanda
pihaknya sudah membidik tersangka atas kasus ini, Sadono menegaskan, bahwa
pihaknya akan segera "memetik" orang yang paling bertanggungjawab.
"Kita akan "memetik" orang yang paling bertanggung jawab atas kasus ini. Siapa dia, tunggu saja, siapa yang akan kita penjarakan nanti," jelasnya.
Informasi yang dirangkum SUMUT24 di Poldasu menyebutkan, bahwa terkait kasus ini, Bupati Toba Samosir, Kasmin Simanjuntak bersama Badan Pertanahan Nasional (BPN) Tobasa diduga memanipulasi status lahan akses menuju PLTA Asahan III itu dari hutan lindung menjadi berstatus hutan rakyat, Rp3,8 miliar dari Rp17 miliar uang yang dikucurkan PLN untuk pembebasan lahan tersebut masuk ke kantong pribadi Kasmin Simanjuntak.
"Kita akan "memetik" orang yang paling bertanggung jawab atas kasus ini. Siapa dia, tunggu saja, siapa yang akan kita penjarakan nanti," jelasnya.
Informasi yang dirangkum SUMUT24 di Poldasu menyebutkan, bahwa terkait kasus ini, Bupati Toba Samosir, Kasmin Simanjuntak bersama Badan Pertanahan Nasional (BPN) Tobasa diduga memanipulasi status lahan akses menuju PLTA Asahan III itu dari hutan lindung menjadi berstatus hutan rakyat, Rp3,8 miliar dari Rp17 miliar uang yang dikucurkan PLN untuk pembebasan lahan tersebut masuk ke kantong pribadi Kasmin Simanjuntak.
Anggota POM TNI Tewas Dikeroyok di Aceh
Seorang personil TNI dari Datasemen Polisi Militer Kodam
Iskandar Muda Aceh, tewas dikeroyok dua pria di sebuah rumah di kawasan
Peulanggahan, Kecamatan Kutaraja, Banda Aceh.
Korban Serma Supriyono (40) menghembuskan nafas terakhir setelah mengalami luka bacokan di sekujur tubuhnya, semalam. Belum diketahui motif pembunuhan ini, diduga dilatarbelakangi masalah pribadi.
“Korban mengalami luka parah setelah mengalami lima tusukan dibangian perut dan dadanya,” kata seorang sumber, Selasa (26/2/2013) dini hari.
Diduga antara pelaku dan korban sempat berselisih masalah pribadi. Pelaku kemudian membacok Supriyono hingga korban tersungkur tak berdaya. Dia tewas akibat pendarahan hebat saat dilarikan ke RS Harapan Bunda, Banda Aceh. Jasad korban sempat divisum di ruang jenazah RSU Zainal Abidin, Banda Aceh.
Korban Serma Supriyono (40) menghembuskan nafas terakhir setelah mengalami luka bacokan di sekujur tubuhnya, semalam. Belum diketahui motif pembunuhan ini, diduga dilatarbelakangi masalah pribadi.
“Korban mengalami luka parah setelah mengalami lima tusukan dibangian perut dan dadanya,” kata seorang sumber, Selasa (26/2/2013) dini hari.
Diduga antara pelaku dan korban sempat berselisih masalah pribadi. Pelaku kemudian membacok Supriyono hingga korban tersungkur tak berdaya. Dia tewas akibat pendarahan hebat saat dilarikan ke RS Harapan Bunda, Banda Aceh. Jasad korban sempat divisum di ruang jenazah RSU Zainal Abidin, Banda Aceh.
AMP Minta Pemko Medan Tidak Alihfungsikan Taman Budaya
Puluhan massa dari Aliansi Mahasiswa Penyelamat (AMP) Taman Budaya Sumatera Utara (TBSU) melakukan unjukrasa di Kantor Walikota Medan, Jalan Maulana Lubis, Medan, Sumatera Utara, Rabu (20/02/2013). Dalam orasinya, mereka meminta Pemko Medan jangan mengalihfungsikan TBSU karena itu merupakan rumah milik rakyat.
“Jangan alihfungsikan TBSU itu, karena itu merupakan rumah kami,” kata Juru Bicara AMP Joko Syahputra dalam orasinya.
Mereka juga meminta Walikota Medan Rahudman Harahap untuk keluar menerima kehadiran mereka. Namun, karena Walikota dan pejabat teras Pemko Medan lainnya sedang mengikuti kegiatan di Sampali, massa diterima Kabag Hukum Soritua Harahap. Akan tetapi, massa mendesak agar pejabat berwenang menemui mereka.
Dengan terpaksa, Soritua pun menghubungi Kabag Aset Pemko Medan SI Dongoran. Tak berselang lama, Dongoran pun tiba di lokasi. Meski Dongoran mengatakan tidak akan dialihfungsikan, tapi massa belum percaya. Akhirnya, perwakilan massa, Afrion pun disuruh berbicara langsung dengan Asisten Umum Pemko Medan Ikhwan Habibi.
Kabag Aset dan Perlengkapan Pemko Medan dalam kesempatan itu menyampaikan, TBSU yang terletak di Jalan Perintis Kemerdekaan tidak akan dialihfungsikan, meski gedung tersebut ingin diambilalih oleh Pemko Medan.
“Jangan alihfungsikan TBSU itu, karena itu merupakan rumah kami,” kata Juru Bicara AMP Joko Syahputra dalam orasinya.
Mereka juga meminta Walikota Medan Rahudman Harahap untuk keluar menerima kehadiran mereka. Namun, karena Walikota dan pejabat teras Pemko Medan lainnya sedang mengikuti kegiatan di Sampali, massa diterima Kabag Hukum Soritua Harahap. Akan tetapi, massa mendesak agar pejabat berwenang menemui mereka.
Dengan terpaksa, Soritua pun menghubungi Kabag Aset Pemko Medan SI Dongoran. Tak berselang lama, Dongoran pun tiba di lokasi. Meski Dongoran mengatakan tidak akan dialihfungsikan, tapi massa belum percaya. Akhirnya, perwakilan massa, Afrion pun disuruh berbicara langsung dengan Asisten Umum Pemko Medan Ikhwan Habibi.
Kabag Aset dan Perlengkapan Pemko Medan dalam kesempatan itu menyampaikan, TBSU yang terletak di Jalan Perintis Kemerdekaan tidak akan dialihfungsikan, meski gedung tersebut ingin diambilalih oleh Pemko Medan.
Polisi Ringkus Perampok Di Jalan gatot Subroto Medan
Tujuh anggota komplotan perampok ditembak polisi saat beraksi di rumah pengusaha bahan pakaian di Jalan Gatot Subroton No.366, Medan, Sabtu (23/2) pagi. Seorang oknum polisi yang bertugas di unit Jahtanras Polresta Medan dan mantan tentara diringkus, karena terlibat.
Ketujuh pelaku yang ditembak petugas di bagian kaki, yaitu Sajudin (45), warga Banda Aceh, Yadi (32) warga Aceh Utara, Suib Muzakir (37) warga Lhoksumawe, Puji Adi (28) warga Aceh Tenggara, Ance Mahendra alias Victor (31) warga Aceh Tenggara, Hamdani Ismail alias Abu Bleh (44) warga Bireun dan Heru Pinem (23) warga Kota Cane, eks oknum tentara. Saat diringkus, Heru masih menggunakan kaus loreng dan sepatu PDL.
Begitu dilumpuhkan, ketujuh pelaku dievakuasi ke RS Brimobdasu, Jalan KH. Wahid Hasyim, untuk mendapat perawatan. Sementara, Bripka B Nababan (46) oknum polisi yang bertugas di Unit Jahtanras diringkus dari lokasi usai penggerebekan bers
Langganan:
Postingan (Atom)